Kabut masih tebal di Kampung Tomerau. Matahari belum kasih tunjuk wajahnya, saya sudah bangun dan siap-siap menuju Kota Merauke karena undangan mengikuti kegiatan jurnalisme warga. Setelah bersiap-siap, tepat jam 6 pagi saya menuju Kota Merauke.
Perjalanan menuju Merauke cukup berat, bakalai (bergulat) dengan lumpur sepanjang perjalanan. Tidak jarang saya jalan kaki dan motor saya tuntun karena tidak memungkinkan untuk dikendarai. Sekitar jam 12.30 saya baru tiba di Merauke. Padahal jarak dari kota ke Kampung Tomerau tidak begitu jauh.

Kampung Tomerau sendiri masuk ke dalam wilayah Distrik Naukenjerai, salah satu distrik paling dekat dengan Merauke. Kalau musim kemarau walaupun jalan berlubang bisa ditempuh dalam waktu 3-4 jam. Tapi kalau musim hujan seperti sekarang ini bisa 6 jam, bahkan bisa lebih kalau tidak lincah bawa motor dan bukan motor khusus yang sudah dimodifikasi untuk jalan lumpur. Motor yang dipakai juga khusus motor bermesin 2 tak, kalau 4 tak, susah tembus. Masalahnya motor 2 tak itu sangat boros. Di Tomerau saya isi bensin campur per liternya 20 ribu rupiah. Saya isi 5 liter. Sampai di Kampung Tomer saya isi dua liter. Sampai di Lepro saya isi 2 liter lagi. Jadi dari kampung sampai ke kota saya bisa isi 8-10 liter. Sekali jalan saya bisa kasih keluar uang 150 ribu sampai 200 ribu. Ini belum termasuk makan lagi.
Masyarakat mau keluar kampung bawa hasil bumi seperti daging atau ikan juga sangat susah. Tidak bisa bawa muatan diatas 30 Kg karena sangat sulit. Kalaupun bisa bawa ketika sampai di kota Merauke jual di pasar misalnya dapat uang berapa saja, paling 100 – 200 ribu saja. Bukan untung yang didapat, malah rugi. Situasi ini kami sudah alami bertahun-tahun lamanya. Tidak tahu kepada siapa lagi kami harus mengadu. Lewat Musrenbang kami sudah sampaikan hal ini bersama kampung-kampung tetangga. Tapi tetap saja tidak hasilnya. Cerita tentang jalan bagus di kampung lain kami hanya dengar saja, tapi untuk merasakannya tidak tahu kapan baru terjadi untuk kami warga Kampung Tomerau.
♥ Yohanes Fidelis Manek | Warga Kampung Tomerau, Distrik Naujenjerai